(ilustrasi anak melakukan imunisasi untuk terhindar dari berbagai penyakit, sumber : canva)
Imunisasi adalah tindakan penting yang diambil oleh orang tua agar anak tidak mendapati penyakit yang berbahaya. Selain itu, rendahnya imunisasi dapat memicu terjadinya wabah penyakit di lingkungan sekitar.
Imunisasi menjadi langkah penting yang dilakukan oleh orang tua dalam melindungi anak mereka dari berbagai penyakit menular yang berbahaya. Sayangnya, tidak semua orang tua memiliki pendapat yang sama tentang pentingnya melakukan imunisasi.
Padahal, dengan pemberian imunisasi yang tepat dapat meminimalisir resiko seperti penyakit campak, polio, difteri, atau penyakit yang berlebihan. Tentu resiko ini tidak hanya mengancam bagi kesehatan anak, namun juga berdampak pada kesehatan masyarakat luas.
Salah satu resiko yang cukup besar, jika anak-anak tidak melakukan imunisasi adalah terjadinya wabah yang cukup besar. Ketika sebagian besar, anak-anak di lingkungan tersebut tidak menerima vaksin maka kemungkinan penyakit akan berpeluang menular lebih cepat.
Dampak Jika Anak Tidak Melakukan Imunisasi
Berikut ini adalah dampak yang terjadi apabila anak tidak melakukan imunisasi secara lengkap :
1. Rentan Terkena Penyakit Menular Berbahaya
Tanpa imunisasi, anak menjadi lebih mudah terinfeksi penyakit seperti campak, polio, difteri, tetanus, dan pertusis (batuk rejan). Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian. Campak, misalnya, bisa memicu radang paru-paru, kebutaan, atau kerusakan otak.
2. Menyebabkan Wabah Penyakit
Anak yang tidak melakukan imunisasi memiliki resiko tertularnya penyakit, tidak hanya itu anak yang tidak melakukan vaksin bisa jadi sebuah sumber penularan bagi orang lain. Jika banyak anak yang tidak diimunisasi, risiko terjadinya wabah penyakit menular akan meningkat, dan penyakit yang sebelumnya sudah jarang muncul bisa kembali merebak.
3. Membebani Sistem Kesehatan
Ketika penyakit menular menyebar luas karena rendahnya cakupan imunisasi, sistem kesehatan akan kewalahan menangani kasus-kasus yang muncul. Hal ini bisa menyebabkan krisis medis di mana fasilitas kesehatan tidak mampu memenuhi kebutuhan pasien, terutama saat terjadi lonjakan kasus penyakit menular.
4. Komplikasi Jangka Panjang
Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang yang berdampak pada kualitas hidup anak. Contohnya, infeksi virus polio bisa menyebabkan kelumpuhan, sementara infeksi hepatitis B bisa berujung pada kerusakan hati atau kanker hati.
5. Mengurangi Kekebalan Kelompok
Imunisasi tidak hanya melindungi anak yang menerima vaksin, tetapi juga berperan dalam melindungi orang lain di sekitar mereka melalui kekebalan kelompok. Ketika tingkat imunisasi di masyarakat rendah, kekebalan kelompok akan berkurang, dan orang-orang yang rentan, seperti bayi, orang tua, atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, menjadi lebih berisiko tertular penyakit.
6. Pengeluaran Biaya Lebih Besar
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seringkali memerlukan perawatan medis yang mahal jika anak terinfeksi. Pengeluaran ini bisa mencakup biaya rawat inap, obat-obatan, serta pemulihan jangka panjang. Dengan memberikan imunisasi, orang tua bisa menghindari beban finansial yang besar akibat perawatan medis yang tidak terduga.
7. Gangguan Tumbuh Kembang Anak
Anak yang sering sakit atau mengalami komplikasi akibat penyakit menular cenderung memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat. Misalnya, anak yang menderita campak bisa mengalami malnutrisi akibat kehilangan nafsu makan dan kekebalan tubuh yang melemah, yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan belajar dan tumbuh kembangnya.
Jenis Penyakit yang Timbul Akibat Anak Tidak Diimunisasi
Mengapa anak harus diimunisasi? Tentu alasan lainnya agar anak tidak mudah rentan terkena berbagai penyakit yang menyerang. Berikut ini adalah berbagai jenis penyakit yang kemungkinan muncul akibat tidak dilakukannya imunisasi :
1. Campak
Campak merupakan penyakit yang sering dijumpai oleh anak-anak yang tidak melakukan imunisasi. Mulai dari radang paru-paru, kebutaan, sampai dengan radang otak. Penyakit ini bisa menyebar, terutama jika lingkungan tersebut rendah terhadap imunisasi.
2. Polio
Polio adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, terutama pada kaki. Dalam kasus yang parah, virus polio dapat menyerang otot pernapasan, mengakibatkan kesulitan bernapas yang fatal. Meski polio telah berkurang secara drastis berkat imunisasi, anak yang tidak diimunisasi tetap berisiko terkena infeksi ini.
3. Difteri
Difteri adalah infeksi bakteri yang mempengaruhi tenggorokan dan saluran pernapasan, dan dapat menyebabkan kesulitan bernapas, gagal jantung, kelumpuhan, dan kematian. Penyakit ini sangat berbahaya bagi anak-anak yang belum divaksin, dan dapat menyebar dengan cepat melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
4. Batuk Rejan (Pertusis)
Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit bakteri yang menyebabkan batuk parah dan berkepanjangan. Pada bayi dan anak-anak, batuk rejan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, kejang, dan kerusakan otak akibat kekurangan oksigen. Vaksin pertusis membantu melindungi anak dari penyakit ini, yang dapat sangat mematikan bagi bayi yang baru lahir.
5. Tetanus
Tetanus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka, sering kali dari luka kecil atau tusukan. Tetanus menyebabkan kekakuan otot yang menyakitkan, terutama pada rahang dan leher, dan dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Vaksin tetanus sangat penting untuk mencegah infeksi ini, terutama pada anak-anak yang aktif dan sering mengalami luka kecil.
6. Hepatitis B
Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti sirosis (kerusakan hati) dan kanker hati. Vaksin ini bekerja dalam melindungi anak akibat adanya virus yang tersebar dari darah maupun cairan tubuh.
Secara kesimpulan imunisasi merupakan sebuah keputusan penting yang sebaiknya perlu diikuti oleh semua orang tua. Pemilihan jenis imunisasi, memang harus berdasarkan rekomendasi dari tenaga medis atau dokter yang bertanggung jawab dalam menangani anak.
Dengan memberikan perhatian lebih pada anak, setidaknya menjadi investasi bagi anak dalam jangka panjang. Pastikan di masa depan, anak-anak selalu sehat dan bebas dari berbagai penyakit. (FAS)